PDIP Buleleng Optimis Beri Suara Besar Untuk KBS-Ace
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri saat mengumumkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dari PDIP| Foto : Istimewa
Singaraja, koranbuleleng.com| Berkaca dari pengalaman Pilkada Buleleng 2017 dengan tingkat partisipasi pemilih yang sangat rendah, akan menjadi tantangan tersendiri bagi parpol pengusung calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur Bali pada Pilkada Bali 2018 untuk meraup suara di Buleleng.
Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Buleleng 2017 hanya 55 persen, dan suara Golput mencapai 45 persen. Sementara DPT Pilkada Buleleng 2017 sebanyak 583.381 pemilih.
Sebagai wilayah dengan jumlah pemilih cukup besar, Buleleng tentu menjadi incaran untuk menunjang kemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali. Suara di Buleleng sangat berpengaruh terhadap perolehan suara di Bali secara keseluruhan.
Tantangan di Buleleng pada Pilgub Bali mendatang, partai politik di Buleleng harus mampu meningkatkan partisipasi pemilih. Strategi parpol diuji lagi supaya memilih pasangan calon yang disuguhkan parpol kepada pemilihnya.
PDIP adalah salah satu partai politik yang sudah secara resmi mengumumkan pasangan calon yang akan ditarungkan dalam Pilkada Bali 2018, I Wayan Koster dan Cok Ace (Tjokorda Arta Ardana Sukawati.
I Wayan Koster adalah anggota DPR RI Dapil Bali dari PDIP. Dari pemilu 2014 lalu, Koster adalah peraih suara terbanyak di Bali, jumlahnya 260.342 suara. Secara nasional, Wayan Koster adalah peraih suara terbanyak ketiga setelah dr. Karolin Margret Natasa (PDIP) dengan 397.481 suara sah, dan Puan Maharani (PDIP) dengan jumlah suara 369.927 suara.
Sekretaris DPC PDIP Buleleng, Gede Supriatna mengaku partainya akan berusaha meraih 70 persen suara di kabupaten Buleleng di Pilgub Bali 2018. Target itu sudah menjadi perhitungan jajaran partainya. Optimisme itu didasarkan pada posisi raihan suara Wayan Koster pada Pemilu 2014 serta perhitungan kemenangan saat mengusung Putu Agus Suradnyana dan Nyoman Sutjidra pada Pilkada lalu.
Selain itu kata Supriatna, sebagai kader partai, seluruh jajaran pengurus DPC PDIP Buleleng dan kader harus tegak lurus terhadap instruksi dari Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri untuk memenangkan paket yang diusung.
Persoalan tingkat partisipasi yang rendah di Buleleng pada pilkada Buleleng 2017 yang berpotensi terhadap perolehan suara PDIP pada Pilgub Bali mendatang, menjadi permasalahan berbeda dalam situasi yang berbeda.
“Berbagai upaya akan kami lakukan untuk meraih target 70 persen. Jika kemarin partisipasinya rendah di Buleleng itu karena banyak opini yang berkembang bahwa Incumben pasti menang, tak perlu memilih sudah pasti memang sehingga banyak yang tidak memilih. Sekarang di Pilgub Bali, tidak ada incumben bisa saja opini itu berbeda.” terang Supriatna saat ditemui di Gedung Laksmi Graha,Singaraja, Senin 13 Nopember 2017.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Buleleng, Putu Agus Suradnyana juga lebih optimis bahwa partainya di Buleleng mampu menunjang suara secara signifikan untuk Pilkada Bali.
“Arahnya jelas, orang kepala daerahnya Ketua DPC (PDIP, red) gimana. Jelas arahnya, Koster Bali Satu. Sekarang tidak muluk-muluk, minimal perolehan suaranya sama dengan saya saat Pilkada, kalau bisa diangkat,” ucap Agus Suradnyana.
Calon Gubernur Bali, I Wayan Koster adalah politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula. Saat ini, dia salah satu anggota DPR RI Dapil Bali yang juga ketua DPD PDIP Bali.
Agus yakin kepada Wayan Koster sebagai calon Gubernur Bali akan mampu ikut membangun Buleleng jika terpilih sebagai Gubernur Bali. Menurutnya, sekarang perspektifnya bukan pada perpektif personal, tetapi harapan terhadap pemimpin ke depan yang ingin ikut mau membantu membangun Buleleng. “Pastilah orang Buleleng yang bangun Buleleng, siapa lagi?,” ujarnya.
Netralitas PNS
Netralitas PNS selalu menjadi isu penting dalam setiap pemilihan kepala daerah. Ini terjadi karena gerbong birokrasi juga menjadi salah satu elemen penyumbang suara terbesar dalam pemilihan kepala daerah.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana yang juga Ketua DPC PDIP Buleleng mempersilahkan PNS untuk ikut mendengarkan visi dan misi calon kepala daerah sepanjang tidak ikut secara praktis sebagai juru kampanye ataupun pengendali massa.
PNS, kata Agus, adalah masyarakat yang punya hak untuk memilih sehingga PNS juga berhak untuk menerima dan mendengarkan serta memilih pemimpin mana yang mempunyai visi dan misi yang bagus untuk pembangunan Bali kedepan.
“Saya katakan tadi PNS netral, PNS tidak boleh berpolitik praktis, tapi kalau datang mendengarkan program boleh orang dia punya hak pilih. Masak dia milih yang tidak jelas, boleh datang diluar jam kerja. Kalau dia berteriak pilih ini, pilih itu, ya salah,” ujar Agus Suradnyana usai membuka Musyawarah Korpri Buleleng di Gedung Laksmi Graha, Senin tadi.
Pidato Agus Suradnyana saat membuka Musyawarah Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Buleleng juga mengimbau agar PNS juga ikut mendengarkan visi dan misi calon pemimpin Bali kedepan.
“Dengarkan dulu, baru pilih. Sehingga apa sih yang didapat Buleleng jika memilih ini. Buleleng masih memerlukan political will, Buleleng masih perlu keberpihakan kebijakan,” ujar agus Suradnyan dalam pidatonya saat membuka Musyawarah Korpri di gedung Laksmi Graha, senin tadi.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Buleleng Dewa Ketut Puspaka juga mengatakan pihaknya sangat professional dalam menghadapi situasi pemilihan kepala daerah. Pengalaman kemarin saat Pilkada Buleleng, juga sudah berhalan dengan bagus bahwa tidak ada aparatur sipil Negara yang ikut terlibat secara langsung menjadi salah satu tim pemenangan pasnagan calon.
“Jadi kita konsen sekali dengan aturan, professional. Bupati juga sejak beliau mencalonan diri sebagai kepala daerah juga mengimbau agar PNS netral dan profesioal. Jadi tidak ada masalah,” ujar Sekda. |NP|
sumber:http://www.koranbuleleng.com/2017/11/13/pdip-buleleng-optimis-beri-suara-besar-untuk-kbs-ace/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar